Akan dibahas 2 tipe irigasi yang dapat diaplikasikan menjelang kemarau
Petani pasti merasakan kekhawatiran saat musim kemarau datang, karena akan berpengaruh pada sistem irigasi yang selama musim penghujan yang selama ini gunakan. para petani lain di Indonesia yang umumnya menggunakan sistem irigasi permukaan ( surface irrigation ). Sistem irigasi ini biasanya mendistribusikan air ke lahan pertanian dengan memanfaatkan gravitasi atau membiarkan air mengalir sendirinya ke lahan, namun kekurangan sistem irigasi ini hanya dapat dilakukan pada musim penghujan. Salah satu sistem irigasi yang dapat menjadi alternatif adalah sistem irigasi berselang atau intermitten. Lalu irigasi intermitten itu seperti apa, yuk kita simak
Baca Juga: Benarkah Kelapa Sawit Rakus Air
Solusi pertama yaitu tipe irigasi intermitten atau berselang merupakan sistem irigasi dengan penerapan konsep penggunaan air melalui pengaturan kondisi air di lahan. Pada sistem irigasi ini, lahan diatur pada kondisi tergenang dan kering secara bergantian sesuai dengan kondisi lahan dan fase pertumbuhan. Kondisi lahan mempertimbangkan sumber air yang digunakan. Pemberian air dilakukan dengan 1 hari basah atau waktu pemberian air pada lahan dan 5 hari dikeringkan artinya tidak ada air, namun sistem ini tidak diterapkan pada saat pembungaan dan pemasakan biji. Pada saat kondisi tanah tergenang atau waktu hari basah kandungan oksigen dalam tanah akan menurun secara drastis hingga mencapai titik nol atau tidak ada oksigen sama sekali yang menyebabkan bakteri jenis anaerob menjadi aktif sehingga bahan organik akan terdekomposisi lebih lambat, setelah mengalami fase basah maka dilakukan pengeringan agar oksigen pada lahan dapat masuk Kembali dalam pori – pori tanah, sehingga bakteri jenis aerob menjadi lebih aktif dalam mendaur ulang bahan organik.
Alternatif lain dari irigasi berselang yaitu dengan memanfaatkan air buangan lahan yang ditarik kembali ke atas dengan pompa listrik kemudian dari air ini digunakan untuk menggerakan penggerak listrik, sehingga air dapat disimpan ke dalam tandon lalu dilakukan proses distribusi melalui pipa sehingga dapat terdistribusi merata air kepada setiap petani, sistem ini dinamakan sirkulasi pipanisasi. Dengan sistem ini manfaat yang dapat dicapai yaitu penggunaan air sungai dapat dikurangi sebagai air utama irigasi dapat dikurangi, kemudian tercapainya percepatan masa tanam, serta biaya produksi dapat ditekan, dan manfaat lainnya yaitu meminimalisir serangan hama.