AGRO RAYA TIMUR

Virus Gemini, Virus Bikin Petani Pusing

Dalam dua dekade terakhir, virus ini telah menyebabkan kegagalan panen di daerah tropis.

Virus Gemini merupakan ancaman baru bagi keamanan dan keberlanjutan pangan dunia. Dalam dua dekade terakhir, virus ini telah menyebabkan kegagalan panen di daerah tropis. Virus ini merupakan kelompok virus tanaman terbesar kedua yaitu Geminiviridae. Meskipun ada upaya terpadu untuk mengelola virus gemini dan vektor pembawanya, virus ini dapat muncul dengan jenis yang baru atau jenis lama yang menyerang daerah baru. Virus ini dikelompokan menjadi 9 jenis berdasarkan organisme pembawa (vektor), cakupan tanaman inang dan karakteristik gen. Terdapat 4 macam serangga yang menyebarkan virus ini, yaitu lalat putih, wereng daun, kutu daun dan wereng pohon. Penularan dengan serangga dalam jumlah besar sekitar 20-50 ekor per tanaman mampu meningkatkan jumlah tanaman yang terinfeksi dan mempersingkat masa inkubasi virus (waktu antara terinfeksi virus dengan gejala yang ditimbulkan).

Baca Juga :Mengenal Sun Drop Farms, Lahan Pertanian dengan teknologi tinggi

Di Indonesia, virus gemini sering ditemukan pada tanaman cabai yang dicirikan dengan daun menguning, daun mengkerut keatas, tamanan kerdil dan tidak menghasilkan buah. Gejala yang timbul dapat berbeda tergantung dari vairetas cabai dan kondisi lingkungan. Beberapa cara pengendalian virus yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

Persemaian

Gunakan benih yang sehat

Rendam benih dengan larutan PGPR atau Pseudomonas fluorescens selama 6-12 jam sebanyak 20 mL/Liter air

Melindungi persemaian dengan kelambu untuk menghindari vektor

Penanaman di Lahan

Menanam tanaman pinggiran seperti jagung untuk membatasi persebaran vektor

Penyiraman PGPR 20 mL/Liter saat sebelum pindah tanam, 20 dan 40 HST sebanyak 100 mL/tanaman

Menjaga kebersihan lahan dengan sering membersihkan gulma

Memusnahkan tanaman yang terserang penyakit untuk mengurangi penularan

Memasang perangkap lem kuning

Aplikasi pestisida dengan bahan aktif imidakloprid, abamektin, dan tiametoksam